Seperti orang tak berguna di dunia ini, melihat kawan yang keren-keren telah menyelesaikan tugas jauh dari deadline.
Dia adalah Oktasakti, teman sekampus yang boleh dibilang pinter dalam ber-English. Dulu aku cuma anak berbasic multimedia yang merintis ilmu bahasa di Universitas ini. Jangankan tensis, membedakan penggunaan 's/es' pada verb saja aku tak bisa. Dari dialah aku belajar hingga lebih macho kaya sekarang ini. Alhamdulillah. Thanks a lot, dude. Thanks a lot, Oktasakti.
***
Kebiasaanku ketika melihat teman yang awalnya sama, namun siring bergilirnya waktu temanku itu semakin keren, dan aku masih terdiam tanpa perubahan. Jadilah sikap penyesalan, merasa orang paling bodoh sedunia, merasa tak berguna.
Jadi mulailah berjalan seharusnya, jangan berjalan setelahnya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar