Ingatkah pertama kali kau dilahirkan? Ingatkah pertama kali kau berkata? Ingatkah pertama kali kau melangkah? Ingatkah pertama kali aku menyukai? Ingatkah pertama kali kau mencintai? Ingatkah pertama kali kau marah? Dan ingatkah pertama kali kau menjauh?
Jika kau lupa, maka menangislah...
Karena tangisan adalah jawaban dari semua pertanyaan itu. Kita tak pernah tau, bahkan tak pernah peduli, betapa kerennya orang tua kita mendidik hingga kau bisa berjalan, berbicara, tersenyum, dan bersedih. Namun mereka tak akan mengajarkanmu mengumpat, karena hati yang lurus akan belok dengan sebuah perkataan yang tak baik.
Hari ini mungkin kalian seumuranku, tapi apa kalian sadar? Sudah berumurkah kalian untuk mengerti?
Orang tua, taukah kalian apa arti orang tua itu? Bagiku, orang tua hanyalah manusia biasa, hanya saja mereka istimewa karena berhak untuk menanggung apa yang anaknya lakukan. Mereka mencintai anaknya bagai sebuah kaca.
Entah, sungguh kiamat adalah seburuk-buruknya waktu untuk kembali. Mungkin aku bukan orang yang suci, tapi aku bisa bersuci. Jadi kenapa tidak kalian mendengarkan?
Orang tuaku sama dengan orang tuamu, mereka punya hak atasmu, dari apa yang baik dan buruk.
Orang tua kita adalah sebuah roti, dan anaknya ini adalah selai coklat. Mereka bisa kembali kepada-Nya, namun apakah manis jika tanpa kita? Jangan biarkan orang tuamu kembali dengan kehampaan, permanis mereka dengan amalmu kepada Yang Maha Esa. Mereka berjasa atas kita, kita bisa membalasnya, namun tak ada waktu, karena hidup di dunia tak ada yang abadi.
Jika kalian sayang kepada orang tua kalian, inilah saatnya kita yang mengerti orang tua, bukan lagi mereka yang mengerti kita, karena kita tak lama akan menjadi sebuah roti juga.
Nice to write it. Hope you open your mind in deep, and I'll see you in the same place that we'll ever be.Happy Holidays!
Tidak ada komentar
Posting Komentar