Sono

Jarum Kedua

Hidup berpasang, untuk seimbang, untuk bersenang, dan untuk berhati. Aku berpasang, Inneke namanya, bertemu tanpa rasa yang nyaman, seperti sebuah doktrin supranatural, entah sebuah sihir atau sugesti.

Mungkin kalian menilai tulisanku kali ini terbilang lebay, tapi coba lepaskan konteks kebencian kalian akan curhatan manusia kecil, mulai bernilai murni sebagai manusia yang diciptakan sebagaimana keindahan kasih orang tua kalian. Ini bukan hayalan ketika kau membenci sebuah pasangan karena faktanya kalian merupakan hasil dari sebuah pasangan, bahkan sebuah tali untuk menguatkan kata pasangan itu sendiri.

***

Terjadi disore, mendekati malam, bukan malam yang kelam, namun redup.
Ketika kau mendengar denyutan hati yang tak pernah berhenti,
Kau tahu manusia lain menatapmu setiap waktu.
Manusia yang berhati baik lebih memiliki hati yang kotor dari manusia yang tidak.
Baik disini berarti manusia yang tangguh akan apa yang disebut dengan masalah,
***

Ada titik kelam ketika seorang pasangan yang tanpa berhenti mendapat separuhnya menatap orang lain dengan tatapan berimbang cakrawala.
Menjadi cakrawala tak lagi mudah ketika bumi dan langit begitu nyaman berdampingan.
Sebuah hentakan jarum manis yang tertanam telah terdesak jarum kedua yang merubah sakit dan manis menjadi sakit terdesak.

Tidak ada komentar

Posting Komentar