Sono

Mang Hasan: The House of Doomed City

Mang Hasan adalah sosok yang sangat disegani di kampungnya. Ia memang tak pernah menempuh pendidikan tinggi, tapi semua orang sangat menghormatinya. Duph… duph… duph…” adalah tanda kehadirannya. Badannya tinggi, besar, kokoh seperti pohon trembesi. Dia tak pintar, hanya istimewa.

Dia terlahir sebagai manusia aneh dengan telapak tangan yang mampu meniupkan gelombang angin kearah dimana telapaknya menghadap. Keanehan yang ia miliki menaungi segala bentuk serangan di kampungnya. Ya, benar, sebuah serangan. Tempat tinggalnya merupakan tempat makhluk aneh seperti Shinigami yang berterbangan setiap malam di bulan purnama. Makhluk itu bernama Puck. Ketika para Puck bermunculan untuk menculik warga, mang Hasan mendorongnya dengan pusaran angin yang keluar dari tangannya, dan Puck itu terpental jauh ke langit.

Namun kini mang Hasan telah berkepala tujuh. Tubuhnya rentan. Tangannya tak lagi terayun dengan benar. Sekali dia menatapkan matanya selalu ada dua ketip mata yang menuntun. Dia seperti sudah terlalu tua. Sekarang tak sama seperti dulu. Kini warga meragukan mang Hasan dapat menghentikan para Puck dimalam bulan purnama tahun ini.

***

Satu tugas nulis yang bisa dibilang fail. Ada achievement dari dosen buat nerusin kalimat ini:
Mang Hasan adalah sosok yang sangat disegani di kampungnya. Ia memang tak pernah menempuh pendidikan tinggi, tapi semua orang sangat menghormatinya.
 Jadinya itu deh. Hehe. :D

Tidak ada komentar

Posting Komentar