Sono

Dari tumblr. -SEASON ONE-

#1 

Otak Kemaren Mati

Dengan produktifitas yang ga jelas, yang ga berduit, yang ga dapet apresiasi, bukannya harus menyerah, tapi terusin aja. Siapa tau berkah. 😂
Kebetulan dapet environment yg mendukung buat produktif, dan secara sengaja tertular cacar air. Seminggu full kerjaan cuma tidur maen game tidur maen game. Banyak yg bilang kalo maen game itu ngasah otak, bener sih, tapi yg aku rasain cuma disisi decision making. Kebetulan kerjaanku bukan politikus, tapi lebih ke design dan yg satu ini bukan cuma decision making, soalnya musti pake creative process.
Setelah sembuh, otak musti dipake dengan performa yg optimal demi kerjaan yg banyak nunggak ga selesainya. Guess what? My brain was damaged. Rusak bre, rusak.
Bisanya cuma pilih-pilih referensi sama pilih part ini itu yg keliatan bagus. Pas udah buka artwork, ekspektasi yg udah terinspirasi ga lagi bisa direalisasikan. Otak rasanya mogok karena emang semingguan ga aplikasiin creative process sama sekali.
Then, here comes the journey of seeking the power of brainstorm.
Kalo iya kalian lagi mogok otaknya, banyak yg bilang kalian butuh endorphin yg banyak, terus tambah lagi pake produksi serotonin yg banyak via gula yg banyak, caffeine, jokes, etc.
Semoga otaknya cepet sembuh, buat aku sendiri dan kalian-kalian yg lagi mogok juga. 🙌🏻

#2

What’s first? Skill, gear, or luck?

“Complex” itu cuma diksi, bray. Sekarang jadi misteri. Dalam perdebatan yang mana yg musti kita punya duluan antara skill, gear atau luck, semua itu ga bisa ditakar kaya minum obat. Karena emang ketiganya adalah obat yg musti diminum bergantian.
Dulu, setuju sih kalo skill is everything. Abis itu, baru aja dapet skill, ternyata gear is beyond everything. Lambat laun, setelah keduanya sedikit dapet, nyadar kalo luck is the whole thing.
Singkatnya sih begitu, rumitnya ya cukup disimpen aja. Paham lah, hidup orang kan pada rumit, jadi biar yang rumit jadi misteri aja.
Kalo emang kere, udah skill aja dimantepin. Kalo iya tajir gila, gear aja didewain, in fact, seberapa malesnya bikin sesuatu, kalo gearnya dewa pasti jadi bagus. Kalo iya males, udah luck aja. Nongkrong di jembatan bawa kaleng sana. Ha ha ha 🙌🏻

#3

Jävla!

Reminder!
Aku pernah diposisi kalian yang merindukan keharmonisan bumi dan manusia. Yang kalian sesali terhadap struktur dan pelaksanaan segala apapun dilingkungan kita saat ini, sangat beresiko untuk dirubah. Cukupkan dengan membumbui dengan yang lebih baik.
Kalo iya kalian pernah baca tentang “Time Paradox”, kalian pasti ngerti kalo semua dimulai, dilaksanakan, dan diselesaikan dengan maksud dan tujuan. Tanpa stabilitas pressure sekarang ini, generasi setelah kita bakal buta dengan benar dan salah yang sebenernya lebih enak kita sebut sebagai yang pas dan yang kurang pas.
Disini aku bukan mau bilang “Udah kalian pasrah aja, apa kata Tuhan.” Kalo kalian mikirnya begitu. Nahhh, stop dulu. Haha. See ya!

#4

Life is being strangely unknown

Well, i have experienced stuff like working on a startup, digital artwork, etc. Yet all of them are not going so well.
On the other hand, My study, I’d say, starts to shine inch by inch. With the help of my partner, I try to escape the fate of being a snail in everything. However, i still avoid of being a good student, when I realize tons of money aint comin that easy from educational stuff.
It’s like a failure when I’m broke. All things seem pretty faded all over my eyes. Wondering,
“Am I the only one afraid of being financially broke?”

#5

Too Good to be Followed

Secara finansial mungkin kedewesaan hidup gampang banget buat diliat. Mentally? Shit happens. Nobody knows. How much you develop your POV into the world. How you see the world. How you react to ppl.
Somehow, relatif itu pasti. Kalo pas lagi ngerasa perfect, mending stop dulu, slow it down. Indah sih keliatannya jadi orang yang mentally perfect.
Yet remember, bener ga sih jadi orang perfect itu emang tujuan hidup? Kadang ketika kita ngerasa sempurna, hal itu seperti mengalir diotak kita, secara tidak langsung sosok orang disekitar kita tenggelam, seakan kita tak pernah lagi mau berkompromi.
Bersyukur deh. Itu sebabnya kita manusia. Kita, manusia, ga semudah itu mengontrol sebuah anugerah “kesempurnaan”. Ga ragu kalo cuma level Tuhan yang bisa hidup dengan hal itu.
Kita yang manusia, mungkin ga bakal mampu, sampai nanti bertemu dengan Tuhan langsung sebagai guru, entah dikelas neraka atau, kalo iya beruntung, di surga-Nya.
Allah Maha Besar ☂️

---

Enjoy my past. May the force be with you!

Tidak ada komentar

Posting Komentar