Sono

Aqiqoh vs Drumband

Aqiqoh, sebuah istilah untuk bayi yang bakal Move On ke masa balita. Kenapa aku cerita soal ini, karena barusan aku hadir di gigs bergengsi di desaku. Gigs itu adalah... (yang lagi makan... santai-santai)

Gigs for Our Child:
"SELAMETAN AQIQOH DAN TURUN TANAH"
-------------------------------------------------------

Sore ini, aku tidur siang. Walau emang terlalu sore tapi tetep tidur siang. Setelah bantal penuh (sorry, ngiler) Pak Bandut tetanggaku memanggil dengan lantang...

"Yu, ayo budhal. Mangan sate."

Posisiku waktu itu masih tertidur pulas sambil renang air liur. Kalo bukan karena Sate Kambing, mungkin tidurku gak bakalan bisa di skip.

Beranjak dari ranjang, langsung wudhu (gak pake mandi). Dan berangkat lah aku bersama Pak Bandut tetanggaku.

Prak... srottt, prak... srotttt....

Itu suara langkah kaki tetanggaku yang aku sleding pake sarung (bohong).

Sampai kita dirumah yang punya hajat. Diundangan tertulis dimulai jam 16.00 WIB, dan aku berangkat jam 15.30 WIB. Aku kira bakal masih sepi, ternyata.... udah penuh. Krisis tempat duduk pun terjadi.

Mungkin karena mukaku yang penuh fentilasi jadi aku duduk diteras depan. Sialnya, sial karena teras depan dipenuhi dengan pancaran sinar matahari sore yang katanya bikin item.

"Pliss... aku udah berbulan-bulan mempercantik diri, masa harus gosong hanya karena acara ini."

Tapi ke-banci-anku gak akan memberikan sesuatu yang bisa mmpercepat senja usai, hanya waktu yang bisa. Hingga pada saatnya aku merasa... risih kena sinar senja.

(Sekitar 15 menit kemudian)
Karena aku berada diteras, tentu aku bisa lihat siapa aja yang lewat dijalan depan rumah. Dalam setiap acara syukuran tentu ada yang namanya sesi berdoa untuk tuan rumah. Inilah yang bikin aku ngakak (tertawa terbahak-bahak) sampai acara selesai.

Ssssttt.... don't make a sound, let me make a baby (make a sound. Sorry, salah).
Begini ceritanya.... (agak serem nih)


***

Waktu aku nyengir-nyengir gak jelas ngerasain kepanasan diteras depan, aku melihat segerombolan banyak anak kecil yang lari-lari dipinggir jalan sambil lompat-lompat kegirangan. Bersamaan dengan langkah anak-anak kecil itu terdengar suara....

'Prok... Prokoprokoprok... Dum Dum... Jediarrrrr... Cetiessssss....'

Disini aku merasa bego, sambil mlongo (mirib kuda sariawan) hatiku berkata...


"Ya Allah yang Maha Pengasih Maha Pelindung, ada apa ini? Kenapa banyak anak kecil dengan suara gemuruh aneh? Apakah ada demo? Lindungilah aku Ya Allah."

Dengan hati yang was-was, aku merasa sangat takut. Takut diperkosa sama anak-anak kecil terus dibunuh ditengah jalan sambil telanjang (korban lebainya berita televisi).

Dengan perasaan yang aneh, kebetulan diacara syukuran ini sedang dalam Sesi Berdoa, terlintas mobil pick-up dengan sexy dancer (buat usia 6 tahun) yang sedang menari dan diikuti dengan segerombolan kelompok Drumband yang sedang mainin alat musiknya masing-masing.

'Buset, aku lebai. Cuma Drumband doang. Hahahaha.'

Saat Drumband membuat polusi suara tepat didepan rumah yang punya hajatan, semua para undangan gak jadi bilang,

'Amin... Amin... Amin... Amin... Amin...'

Tapi malah,

'Loh... Loh... Loh... Kok... Kok... Kok... ONO OPO!?'

Padahal waktu itu, MC acaranya masih serius baca doa, tapi mereka CUEKIN. Jahat banget para lansia waktu itu. Padahal udah tua loh... masa gak pernah lihat Drumband. Plisss deh... aku juga (ikut-ikut liat). Huehehehe.

***

Setelah Gerombolan Drumband melintas dan seiring fading out-nya polusi suara itu, acara Aqiqoh berjalan dengan lancar kembali. Kalo boleh bilang,

'Ini adalah hal paling konyol yang penah aku lakukan bareng para Lansia. Hahahaha.'

Sekian kawan. Selamat belajar!

Tidak ada komentar

Posting Komentar