Sono

Jatuh Hati Minggu ke 2

Kembali indah seperti biasanya. Aku sengaja merapikan penampilan sebelum kelas PKN dimulai. Saat aku menuju toilet, aku berpapasan, namun ku coba untuk tak melihatnya, seakan tak ada kasih dariku. Setelah dari toilet merapikan diri, aku kembali ke kelas yang sudah dalam keadaan ramai. Sesuai pengalaman kemarin yang aku tulis dipostingan #SufferanceJomblo ~ Jatuh Hati, aku yang melihat remot AC langsung mencoba menurunkan suhu. Tak usahlah terlihat menjadi pahlawan, cukup membuat dia nyaman dan tak kedinginan seperti minggu kemarin itu udah lega banget dihati.
Dia tetap duduk dikursi seperti minggu kemarin, dan mungkin saja aku bisa duduk disebelahnya, namun lebih baik tidak, karena susah untuk melihatnya. Aku putuskan duduk sebaris dibelakangnya. Kuliah berlangsung bersama dosen yang sangat cranky abis. Aku melihatnya, senyum indahnya terekam dengan baik, tawanya begitu cantik, memang kalo orang jatuh hati itu semua terlihat indah, padahal sebenernya biasa aja.

Beberapa menit kemudian.

Saat aku asik melihatnya dari samping belakang, aku tak sadar kalau dia ternyata lihat balik padaku. Aku yang baru sadar bahwa saling bertatapan dan aku bingung harus apa. Otakku berfikir kritis,

Jikalau aku senyum, nanti kalau jayus gimana?
Jikalau aku tetep konsisten melihatnya, nanti dikira napsu gimana?
Jikalau aku buang muka, nanti aku dikira pencuri keindahan gimana?

Akhirnya aku pilih option ke tiga. Aku menunduk, seakan burung gereja yang malu dan tak tau diri telah menatap burung cendrawasih yang cantik. Aku malu dengan keburukrupaan menatapnya dalam-dalam.

***

Sampai sekarang aku masih belum kenal. Kalau mungkin Allah SWT mengijinkan berkenalan, mungkin dia memang benar pas dihati.

Tidak ada komentar

Posting Komentar